Assalamualaikum wr.wb.
Kenalkan ibu yang disebelah saya itu bernama Ibu Folana
Winata. Ibu kelahiran Jakarta ,26 Maret 1947 ini memiliki 2 anak perempuan.
Beliau merupakan tulang punggung keluarga sejak anak-anaknya semasih kecil di
karenakan sang suami yang sudah dipanggil sang ilahi terlebih dahulu.
Berdasarkan tekad dan hasratnya , beliau mengikuti jejak sang orang tua sebagai
penjual mas. Ia menamai toko masnya dengan ‘TOKO MAS MAKMUR.
TOKO MAS MAKMUR ini keberadaannya terletak di Pasar Johar
Baru , Jakarta Pusat . Ia memilih lokasi tersebut karena 2 faktor , yang
pertama dekat dengan rumah dan yang kedua letaknya strategis. Sesuai nama yang
dicantumkan pada toko tersebut, toko ini MAKMUR bisa berdiri sampai 38 tahun
lamanya, hebat bukan ? . Ia merintis usaha jual-beli mas ini tahun 1976.
Pada mulanya ia hanya bermodalkan 6 ons mas yang jika dirupiahkan
menjadi Rp. 720.000 . Pada saat itu harga mas Rp.12.000/gram. Awalnya memang
berat baginya karena ia hanya punya pelanggan sedikit, namun ia pun tidak mudah
putus asa, ia selalu berambisi untuk terus tekun dan pintar dalam mencari
pelanggan. Beliau tidak pernah takut dengan adanya persaingan di daerah sekitar
, karena ia yakin mas yang ditawarkannya asli dan berkualitas.Seperti yang kita
ketahui tidak sedikit penjual mas yang berlaku curang , ada penjual mas yang
mencampur mas nya dengan material lain, seperti tembaga dan kuningan . Ini bisa
ditandai dengan warna mas yang lama-lama berubah warna seperti kehitaman atau
kehijauan. Omset yang ia dapat pun tak menentu , tergantung dengan banyak atau
sedikitnya pembeli, oleh karena itu ia mentafsirkan omsetnya berkisar kurang lebih
Rp. 16.000.000 / bulan.
Seiring berjalannya waktu, ada masanya beliau merasa
sulit dan mengalami kerugian besar-besaran. Pada tahun 2003 silam, pasar tempat
ia berjualan tepat habis dilahap si jago merah. Semua mas dan uang tidak dapat
ia selamatkan. Rasa sedih yang ia rasakan pun tak dapat ia ungkapkan dengan
kata-kata. Semua mas melebur bercampur material lain seperti : batu,kain,dll
sehingga harus diolah kembali. Ia mengalami kerugian sebesar Rp.60.000.000 ,
tetapi itu tidak mematahkan semangatnya untuk membangun usahanya kembali.
Akhirnya setelah pasar tersebut dibangun kembali, maka ia kembali membuka
tokonya dan melakukan aktivitas seperti biasa. Harapannya sekarang adalah
semakin banyak pelanggan yang ia miliki dan tidak adanya harga mas yang tidak
stabil yang mengakibatkan pasaran menjadi sepi.
Dari ulasan mengenai ibu
Folana ini kita bisa mengambil sisi positifnya, bahwa dalam berbisis itu wajar
apabila kita mengalami jatuh bangun, namun jangan pernah menyerah, tetaplah
optimis sebab sukses bisa kita raih dengan kerja keras , ketekunan ,dan tak
lupa untuk tetap berdoa kepada Tuhan yang maha esa.
Sekian saja ulasan dari saya
, semoga ini berguna dan bermanfaat bagi kalian para pembaca :)
Wassalamualaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar