Selasa, 25 November 2014

Menteri Luar Negeri

Profil Retno Marsudi, Menlu Wanita Pertama RI

Inilah biografi dan profil lengkap Retno Lestari Priansari Marsudi yang menjadi Menlu (Menteri Luar Negeri) wanita pertama Indonesia setelah ditunjuk Jokowi dalam Kabinet Kerja pada 26/10/2014. Ia dikenal sebagai negosiator handal, liat (tough), detil dan forceful, tegas, disiplin tinggi, pantang menunda pekerjaan.
Wanita yang lahir pada 27 November 1962 ini setia menapaki karirnya di dunia diplomasi dan jabatan terakhir sebelumnya adalah Duta Besar Indonesia untuk Belanda. Istri Agus Marsudi ini senantiasa memberikan usaha terbaiknya untuk profesi dan juga untuk negaranya.
Sangat wajar, wanita yang menempuh kuliah sarjana di jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM angkatan 1981 ini diberikan nilai 9 dari skala 10 untuk integritas dan kinerja oleh guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana.
Awal Karir
Karir diplomasi Retno berawal dari rekrutmen langsung yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di penghujung masa kuliahnya. Begitu lolos seleksi, Retno memperoleh beasiswa selama setahun hingga lulus dan langsung direkrut oleh Kemenlu.
Bagi Retno, dunia diplomasi sangatlah menarik dan dinamis. Seorang diplomat harus menjalani mobilitas yang tinggi dan berinteraksi dengan berbagai golongan masyarakat. Beruntung Retno mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Suaminya yang berprofesi sebagai arsitek telah memahami risiko pekerjaan Retno dan terus setia mendampinginya. Retno pun mendidik anak-anaknya untuk mandiri dalam lingkungan keluarga dengan mobilitas tinggi.
Retno telah menjadi duta besar di beberapa negara, yakni Australia, Norwegia, dan Belanda. Selama menjabat sebagai duta besar yang membawa nama bangsa, Retno tentu menghadapi banyak tantangan. Ia sadar sepenuhnya bahwa diplomat adalah garda depan negara. Karena itulah seorang diplomat mutlak harus memiliki rasa cinta tanah air sehingga mampu membela negara.
Duta Besar Belanda
Saat ditugaskan memimpin KBRI Den Haag sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, hubungan RI-Belanda sedang pada posisi down menyusul rangkaian dinamika yang menyertainya. Ibu dari Dyota Marsudi ini dalam waktu relatif singkat di tahun pertama bertugas berhasil memulihkannya.
Salah satu indikatornya, resepsi diplomatik HUT RI tahun 2013 dihadiri oleh PM Belanda Mark Rutte, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan, Ketua Parlemen, Ketua Senat, Ketua Mahkamah Agung, dan pejabat tinggi pemerintah Belanda lainnya.
Retno berhasil meyakinkan pemerintah Belanda bahwa hubungan baik kedua negara akan lebih mendatangkan manfaat bagi rakyat daripada terlalu membiarkan diri terjebak dalam spiral negatif. Garis diplomasi Retno sebagai Dubes RI di Belanda juga jelas: setara sejajar, Belanda-Indonesia sama, satu sama lain tidak lebih tinggi atau lebih rendah.
Ketika debat di parlemen Belanda mengenai Indonesia tidak sesuai kenyataan, Retno tidak segan mengeluarkan ultimatum bahwa debat seperti itu tidak mencerminkan sebagai sahabat dan dapat merusak hubungan bilateral kedua negara.
Karena sikap tegasnya dan susah dibelokkan atau ditekuk dalam hal-hal prinsip atau menyangkut dignity nasional inilah Retno di kalangan diplomatik Belanda, bahkan oleh koran bertiras terbesar De Telegraaf, dijuluki sebagai De Ijzeren Dame atau The Iron Lady.
Ketegasan dan keuletan Retno dalam diplomasi telah membuat Indonesia disegani di Belanda dan menumbuhkan kepercayaan. Hal ini diperkuat dengan kesediaan PM Rutte dan lebih dari 100 CEO perusahaan besar Belanda untuk melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada November 2013 lalu. Kunjungan dengan skala ini merupakan yang pertama dalam sejarah kedua negara.
Pada kunjungan itu PM Rutte bersama Presiden Yudhoyono berhasil meluncurkan Joint Declaration on Comprehensive Partnership (Deklarasi Bersama Kemitraan Komprehensif, red) di mana kedua negara menyatakan keinginan untuk meningkatkan hubungan ke tingkat kemitraan komprehensif yang setara.
Dengan masyarakat, Retno juga luas dikenal sangat terbuka dan ramah. Di mana dia ditempatkan untuk memimpin perwakilan RI, di situ peningkatan pelayanan masyarakat selalu mendapat perhatian. KBRI Den Haag menjadi KBRI yang pelayanannya ramah, cepat, tepat dan transparan.
Paling mengesankan dicatat masyarakat adalah pelayanan Retno dan jajarannya saat menangani WNI korban musibah pesawat MAS MH017 (17 Juli 2014), termasuk perhatian kepada para keluarganya.
Retno sebagai Duta Besar sejak detik pertama langsung meluncur ke Bandara Schiphol, Amsterdam, bertahan di sana untuk koordinasi dengan otoritas setempat, membentuk crisis center, dan baru pulang keesokan malamnya. Dengan kata lain, Retno dan stafnya pada hari itu bekerja lebih dari 30 jam demi warganya, tanpa mandi, tanpa ganti maju.
Satu per satu keluarga korban juga ditemui untuk menyampaikan duka cita serta menyampaikan kesiapan pemerintah untuk terus mendampingi korban. Retnolah yang memimpin langsung negosiasi dengan otoritas Belanda yang menangani jenasah korban dan sebagai Duta Besar juga hadir di acara doa, kremasi dan kegiatan lain terkait jenasah warganegara Indonesia.
Masyarakat juga mengapresiasi terobosan besar Retno demi sebagian masyarakat WNI, yang selama ini mendambakan paspor, bukan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Setelah berdialog dengan masyarakat ini, yang diwakili IMWU, Retno akhirnya dapat mewujudkan apa yang selama ini mereka impikan.
Dalam kesehariannya, Retno juga hampir setiap hari ke kantor dengan mengendarai sepeda menuju KBRI Den Haag. Diplomat karir Kemlu RI ini juga selalu menyempatkan diri untuk berolahraga dan memasak. Duta Besar yang tegas, bersahaja dan dekat dengan masyarakat itu sekarang telah diberi amanah baru oleh pemerintah Indonesia menjadi seorang Menteri Luar Negeri Wanita Pertama Indonesia.
Biodata Lengkap
Nama Lengkap : Retno Lestari Priansari Marsudi
Tanggal Lahir : 27 November 1962
Nama Suami : Agus Marsudi
Riwayat Pendidikan:
S1, Universitas Gadjah Mada, , 1985
S2, Haagsche Hooge School, Hukum
Riwayat Pekerjaan:
Pejabat Counselor Ekonomi KBRI Den Haaq, 1997 – 2001
Direktur Kerjasama Intra Kawasan Amerika-Eropa Kementerian Luar Negeri, 2001 – 2003
Direktur Eropa Barat Kementerian Luar Negeri, 2003 – 2005
Duta Besar LBBP untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia, 2005 – 2008
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, 2008 – 2012
Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, 2012

Prestasi :
warga negara Indonesia yang pertama kali menerima penghargaan Order of Merit dari Kerajaan Norwegia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar